Ridwan wawaw

Kamis, 28 Januari 2010


Demi menghindari tuduhan penjiplakan, selama proses pembuatan albumnya, mereka tak mendengarkan album orang lain.
Hard Rock Cafe, Jakarta, Rabu, 6 Januari 2009, pukul satu siang. Vokalis Rian, gitaris Kiki, gitaris Rama, bassis Rayi dan drummer Why dari kelompok musik d’Masiv duduk di depan puluhan jurnalis. Di belakang mereka, sampul album kedua mereka dicetak berukuran besar. Gambarnya, lima pakaian berjalan tanpa kepala, sedang dikerubungi orang-orang yang sibuk memotret mereka. Album yang diberi judul Perjalanan itu, mengulang konsep album perdana mereka, Perubahan [2008]. Tapi, Rian memberi argumen soal konsep yang sama itu. “Sebenernya kenapa gambar kami nggak ada kepalanya, karena kami ingin orang menghargai musik d’Masiv. Nggak lihat siapa yang memainkan musiknya, tapi dengerin aja musiknya,” katanya.
Judul Perjalanan dipilih karena mereka membuat albumnya di sela-sela tur, sehingga dirasa paling cocok untuk mewakili. Walau begitu, dalam siaran persnya, mereka mengatakan mengerjakan album ini sepenuhnya dalam suasana santai, terkendali, tak seperti—mengutip istilah yang siaran pers itu gunakan—dikejar-kejar setan, seperti halnya ketika mereka mengerjakan album perdana ketika mereka baru saja lulus dari kompetisi band A Mild Live Wanted 2007.
“Kami semua punya cukup waktu untuk merevisi apa yang kami dengar dan rasa kurang. Kami pun punya keleluasaan untuk membuat lagu seperti yang kami inginkan,” kata Rian.
Dan untuk proses pengerjaan album kali ini, mereka mengatakan sengaja tak mendengarkan album dari band lain, demi mengantisipasi tuduhan menjiplak dari orang lain. Padahal, kata Rian, ketika jamming apapun bisa terjadi. Itu termasuk munculnya nada-nada yang terdengar mirip dengan lagu lain.
“Kalau dimirip-miripin lagi sih, ya udahlah. Orang kita ngerjain album ini juga pake kerja keras. Album ini hasil buah kerja keras kami,” kata Rian. S
Capung dan Noey dari Java Jive, masih menjadi produser untuk album kedua ini. d’Masic menyebut dua orang produser itu, sebagai orang yang sangat lucu, sehingga membuat proses pengerjaan albumnya terasa menyenangkan.
“Yang jelas, album ini sudah jadi kompilasi kualitas baik dari musik maupun mental mereka. Karena sudah banyak pengalaman yang mereka rasakan selama di panggung, jadi berpengaruh terhadap bagaimana pengetahuan mereka soal sound, dan memainkan musik. Intinya, mereka sudah jauh lebih maju secara musik,” kata Capung.
“Ini album penantian kami. Album yang penuh perjuangan, karena proses pembuatannya penuh perjuangan. Ya harapannya, supaya album ini membuat orang semakin respek sama d’Masiv,” kata Rian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar