Ridwan wawaw

Kamis, 28 Januari 2010

peewee gaskins


Free! Magazine menggelar event pencarian dana yang semua pengisinya band indie.
“Indonesia sekarang lagi sering dilanda gempa,” kata vokalis/gitaris San San dari Pee Wee Gaskins, Minggu, 29 September lalu di Score! Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, kira-kira pukul tujuh malam. “Tiap pagi juga katanya suka ada gempa lokal. BB geter,” katanya lagi sambil terkekeh ragu-ragu.
Kira-kira dua puluh orang yang dari wajahnya seperti anak umur SMP dan SMA, berkacamata bingkai hitam tebal bertopi trucker bertas punggung, ikut tertawa mendengar lelucon Sansan. Selebihnya, orang-orang yang ada di Score! malam itu, menjauh dan memandang kumpulan bocah-bocah itu. Beberapa cemoohan sempat terdengar ketika nama Pee Wee Gaskins dipanggil Jill Van Diest, MC malam itu. Free! Magazine menggelar event pencarian dana untuk korban gempa Sumatera, dengan para pengisi acara yang semuanya adalah band indie. Agaknya, tak sulit menebak alasan kenapa event malam itu diberi nama Charitindie. Sebelumnya, mereka menggelar event di sebuah klub untuk mencari dana juga. Dan untuk event Score!, sebelas juta rupiah berhasil dikumpulkan—itu dihitung dari tiket masuk, serta lelang art work dari Arian13, Sir Dandy Harrington, Henry Foundation dan Aprilia Apsari. Jumlah dana dari kedua event itu--yang mencapai lima puluh juta rupiah--akan diserahkan langsung ke korban bencana.
Selain Pee Wee Gaskins, sebelumnya tampil Sore, Superglad, Fall, Accidentalhero, EGRV, dan Karissa. Party Dorks—sebutan untuk penggemar Pee Wee Gaskins bergoyang dengan setia, meskipun di sekeliling mereka, nyaris tak ada orang lain lagi. Mereka tak malu-malu menikmati musik Pee Wee Gaskins—dengan bunyi synthesizers yang cukup dominant dan nyaris terdengar sama di setiap lagu—meskipun orang-orang di sekelilingnya seperti menyaksikan mereka dengan penuh heran. Setelah lebih dari dua puluh menit mereka tampil, tiba-tiba area depan panggung dipenuhi orang-orang yang dominan berpakaian hitam dan berbandana tengkorak, merangsek serta mengelilingi Party Dorks. Ketika musik berhenti, terdengar teriakan memanggil Seringai, dan beberapa orang malah berjoged sambil mengacungkan jari tengah.
Pee Wee Gaskins pamit, teriakan memanggil Seringai pun makin kencang. Beberapa dari Serigala Militia—sebutan untuk penggemar Seringai—malah meneriakkan “Individu merdeka!” beberapa kali. Kalimat itu diambil dari lirik lagu “Mengadili Persepsi [Bermain Tuhan]” yang juga masuk di posisi 132 dari daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.
Seringai tampil, dan area depan panggung makin padat. Party Dorks tak terlihat lagi, digantikan oleh Serigala Militia yang semakin menggila hingga membuat tiga orang keamanan berpakaian safari dan bermuka dingin berdiri tegap di depan panggung menyaksikan Serigala Militia menikmati musik.
“Tadi saya dengar kalian meledek Pee Wee Gaskins. Memang, musik Pee Wee Gaskins itu trendi,” kata vokalis Arian13 sambil tertawa. Serigala Militia langsung menyambut dengan tepuk tangan meriah ucapan Arian. “Tapi membenci Pee Wee Gaskins juga trendi.” Arian kembali tertawa. Tak ada tepuk tangan meriah dari Serigala Militia. Beberapa tawa kecil terdengar setelah Arian mengucapkan kalimat itu.
“Mereka itu pernah dilempari, tapi tetap manggung. They’re the toughest mother fuckers around! Lagu ini buat Peee Wee Gaskins,” kata Arian sambil menatap ke arah ruang tunggu artis dan mengangkat mik nya sebagai tanda hormat, sebelum akhirnya lagu “Citra Natural” dibawakan Seringai.
“Kami jarang sekali manggung pake celana panjang. Tapi katanya di Citos nggak boleh pake celana pendek, bahkan yang manggung pun,” kata Arian sambil menunjukkan celana panjangnya dan mencoba berdiri di atas monitor speaker. “Agak susah nih kalo mau begini.” Dan senyum pun terkembang dari beberapa orang yang ada di depan panggung.
“Habis ini, ada The Brandals yang akan menunjukkan bagaimana rock n’ roll harus dimainkan,” kata Arian13.
The Brandals, jadi penutup event Charitindie. Mereka tampil dengan bassis baru, Radit, menggantikan Dodi yang mengundurkan diri beberapa bulan lalu. Radit, adalah bassis yang pernah bergabung di sebuah band bernama My Sex.
“Sejauh ini sih cocok sama anak-anak,” kata drummer Rully Annash soal pemain bass baru mereka.
The Brandals sudah masuk studio beberapa bulan belakangan ini. Di tengah-tengah proses work shop pembuatan lagu, bassis orisinil mereka, Dodi mengundurkan diri. Ini membuat The Brandals ditinggalkan dua personel orisinilnya—sebelumnya, gitaris Bayu mengundurkan diri. Belum ada pernyataan resmi dari manajemen The Brandals soal apakah Adit akan diangkat menjadi personel tetap mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar